Pada dasarnya, Batu
Permata seperti juga jenis batuan lainnya sama-sama berasal dari aktivitas
dapur magma pada Mantel Bumi di kedalaman sekitar 2900 km (1800 mi). Di luar mantel bumi terdapat lapisan Kerak
Bumi yang tersusun atas lempeng-lempeng yang terus menerus bertumbukan hingga
mengakibatkan terjadinya celah atau retakan. Proses vulkanik ini menimbulkan efek
tekanan kuat yang mendorong cairan magma bersuhu sekitar 1500° celsius yang ada
di dalam mantel bumi (suhu mantel bumi
sekitar 2000° celsius) naik ke atas melalui celah yang ada.
Kandungan Mineral
yang terdapat di sepanjang jalur lintasan cairan magma super panas
bertekanan tinggi ini ikut terlarut, sehingga menimbulkan terjadinya proses Ubahan
Hidrotermal. Saat mencapai kedalaman antara 100-200 km dari permukaan
bumi, suhu cairan hidrotermal tersebut turun menjadi sekitar 1093° celsius dan
mengalami tekanan sebesar 45-60 kilobar. Di sinilah, sebagian cairan
hidrotermal yang tertahan akibat membeku lama kelamaan berubah menjadi kristal
Intan, sementara sebagian cairan hidrotermal lainnya terus naik menuju
ke permukaan.
Artikel terkait : Gemsklopedia - Gambar-Gambar Batu Mineral Terindah di Dunia
Artikel terkait : Gemsklopedia - Gambar-Gambar Batu Mineral Terindah di Dunia
Berbeda dengan Batu
Mulia, jenis batu permata lainnya, yaitu Akik (sebagian kalangan gemstoners sering menyebutnya dengan istilah batuan
setengah mulia), terbentuk dari cairan hidrotermal yang membeku saat sudah mendekati
permukaan, di mana suhunya sudah semakin dingin (sekitar 300° celsius) dengan kondisi tekanan yang tidak terlalu
tinggi.
Batuan permata yang kita
temukan sekarang ini, kebanyakan merupakan hasil pembentukan proses geologi, antara
lain seperti diferensiasi magma, metamorfosa, ataupun
sedimentasi yang terjadi jutaan - milyaran tahun yang lalu (batuan permata tertua yang pernah ditemukanadalah Kristal Zircon berwarna biru,yang diperkirakan berumur 4,4 milyar tahun), yang terbawa ke permukaan oleh
erupsi magma yang sangat kuat yang terjadi di masa lalu.
Pada masa sekarang ini
jarang terjadi letusan yang cepat dan keras dari gunung berapi (seperti letusan yang memuntahkan lelehan
magma dan kristal intan yang lama tertahan di celah-celah antara mantel bumi
dengan kerak bumi dan membentuk kawah kimberlite, di Afrika Selatan). Hal
ini diyakini karena pada saat itu, suhu bumi jauh lebih panas dibanding saat
ini.
Batuan permata, seperti intan, juga dapat
terbentuk di permukaan bumi akibat adanya tabrakan antara meteorit besar dengan
bumi yang menimbulkan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahkan terkadang ditemukan
pecahan meteorit yang mengandung material intan dalam jumlah kecil yang
tercipta karena adanya gesekan pada unsur karbon yang terdapat di dalam batu
meteor tersebut saat berada di luar angkasa.
Keren.
BalasHapuscheer
BalasHapusJuice..mm
BalasHapusLumayan nambah ilmu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus